Kamis, 17 Juli 2008

SUKSES TAK HARUS SEKOLAH FORMAL

Saat masih kecil, masih segar dalam ingatan saya bagaimana orang tua, guru dan sanak saudara sering kali mengingatkan pentingnya berprestasi dibidang pendidikan. Tak lain tak bukan yang dimaksud adalah raihlah nilai setinggi-tingginya di sekolah, begitupun halnya ketika memasuki kampus. Ada kepercayaan kuat dalam masyarakat bahwa bila kita berprestasi dalam bidang pendidikan maka kita pun diyakini bakal punya masa depan yang cerah. Sukses disini biasanya diososiasikan dengan pekerjaan yang bagus, entah itu pegawai negeri sipil atau pegawai swasta yang penting kerja di kantor dan memiliki materi yang lumayan. Walaupun banyak yang setuju bahwa menjadi pegawai dan orang kantoran, tidak pernah cukup membiayai kebutuhan hidup yang layak terlebih lagi posisi yang ditempati kering alias “tak banyak can”. Maka tak heran, cukup sulit menemukan pegawai baik negeri maupun swasta yang tidak berhubungan dengan BANK. Memang nasib pegawai swasta sebagian lebih baik ketimbang seorang PNS. Lebih baik lagi nasib yang jadi pengusaha. Mental menjadi pegawai atau pekerja memang masih sangat mengkristal pada mental dan alam bawah sadar masyarakat. Lihat saja contoh kecil di lingkungan keluarga, betapa langkanya menemukan ada anak yang bercita-cita menjadi pengusaha. Memang sedari kecil tanpa disadari, anak telah diarahkan memilih menjadi pegawai atau pekerja seperti halnya dokter, pengacara, guru, pramugari, polisi dan profesi lainnya.Benar sukses bukan sekedar diukur dari perolehan materi, tapi juga sejauh mana manfaat diri kita terhadap lingkungan sekitar dan dunia ini. Para penemu, seniman, atlet, pejuang kemanusiaan, pemikir serta pemimpin dunia adalah seretan orang-orang sukses karena keberadaannya sangat berarti dan bahkan membawa perubahan pada dunia. Mereka diantaranya adalah Ausgut Djelani, Silibrodus Hitam, FC Palaoensoeka, JC Oevaang Oeray, dan tokoh perubahan lainnya.




0 Comments: